Jumat, 25 November 2011

Buah Zaitun dan Peranannya

Zaitun
Pohon  zaitun  (Olea  europaea  L.)  merupakan  tanaman  budidaya  yang  cukup  tua  dan  merupakan  sumber  minyak  sejak  zaman  dahulu.  Pohon  zaitun termasuk  famili  Oleaceae,  yang  mempunyai  sekitar  30  genus  dan  600  spesies  (Cronquist  1981).  Pohon  zaitun  dibudidayakan  di  negara  Mediterania.  Saat  ini,  sekitar 90 persen pohon zaitun yang tumbuh di negara-negara tersebut, khususnya  di Spanyol, Italia danYunani. Budidaya pohon zaitun telah diperluas ke Australia,  Cina, Amerika Latin, Afrika Selatan danUSA (Hatzopoulos et al. 2002).   
Pohon  zaitun  tumbuh  sepanjang  tahun  (evergreen),  merupakan  tanaman
asli  kawasan  Laut  Tengah  tetapi  dapat  tumbuh  di  wilayah  tropik  dan  hangat.  Pokok batangnya yang keriput, keras, dan berwarna kekuningan diliputi kulit kayu  yang  hijau  keabu-abuan.  Cabangnya  dapat  tumbuh  sampai  ketinggian  7,5  meter  atau  lebih.  Daun  zaitun  yang  kasap  berbentuk  bulat  telur,  lonjong,  atau  seperti  mata panah. Permukaannya berwarna hijau tua di bagian bawah. Bunganya  yang  putih  dan  harum  tumbuh  dalam  bentuk  gerumbul  kecil  yang  tangkainya  lebih  pendek  daripada  tangkai  daun.  Buahnya  yang  lunak  dan  penuh  cairan  berbentuk  lonjong  atau  membulat  berwarna  hitam  mengkilap  ketika  masak.  Masa  hidup  pohon zaitun mencapai 1.500 tahun (Oray 2008). Bagian pohon zaitun kaya akan  manfaat.  Kayunya  yang  kuat  dan  indah  digunakan  sebagai  bahan  furniture  dan  kayu bakar, cabangnya sering dipakai sebagai lambang perdamaian dan telah lama  menjadi  bagian  kebudayaan  barat,  ekstrak  daunnya  digunakan  sebagai  obat  dan  campuran teh, buahnya dapat dimakan langsung atau sebagai penyedap makanan,  minyaknya  digunakan  sebagai  bumbu  salad  dan  belakangan  banyak  digunakan  untuk  bahan  kosmetik  yang  dapat  menjaga  kelembaban  dan  kekencangan  kulit  sehingga diyakini dapat menjadikan kulit awet muda. 
Zaitun  mulai  berbuah  saat  berumur  lima  tahun  dan  membutuhkan  waktu  kurang lebih 6-8 bulan agar dapat dipanen  yaitu  pada pertengahan musim gugur.  Sedangkan  minyaknya  dapat  diambil  pada  akhir  musim  gugur  atau  pada  musim  dingin ketika buah telah masak dan berwarna hitam. Buah zaitun mengandung 75  persen  daging  buah  (mesocarp),  dan  kandungan  minyaknya  lebih  dari  95  persen  (Haralampidis et al. 1998 ).  

Peranan Zaitun
Buah zaitun selama ini dibudidayakan di Mediterania, suatu kawasan yang  kondisi  iklimnya  hampir  mirip  dengan  iklim  di  daerah  NTT,  Indonesia.Daerah  bagian tenggara dari Indonesia ini merupakan daerah yang terkering di Indonesia.  Seluruh  pesisir  bertipe  E  dan  F,  kecuali  bagian  utara  pesisir  timur  dari  timor  selatan  dan  bagian  berat  dari  pesisir  selatan  Sumbawa.  Menurut  klasifikasi  Scmidth-Ferguson,  tipe  E  merupakan  daerah  agak  kering  dengan  vegetasi  hutan  sabana,  sedangkan  tipe  F  adalah  daerah  kering  dengan  vegetasi  hutan  sabana  (Schmidth  dan  Ferguson  1951).  Oleh  karena  itu,  ahli  Bioteknologi  Prof.  Dr.
Florentinus  Gregorius  Winarno,  mengusulkan  agar  pemerintah  perlu  mempertimbangkan  untuk  membudidayakan  tanaman  zaitun  di  pulau  Timor  bagian  barat,  Nusa  Tenggara  Timur  (NTT).  Beliau  mengatakan  bahwa  Portugis  melirik  Timor  Timur  karena  wilayah  itu  bisa  dijadikan  sebagai  daerah  pengembangan tanaman  zaitun dan itu berarti di pulau Timor ini bisa kita tanam  zaitun (Anonim 2011). 
Salah satu produk dari buah zaitun ini adalah minyak zaitun. Sebagaimana  yang  telah  diketahui  bahwa  minyak  zaitun  didominasi  oleh  kandungan  asam  oleat.  Asam  oleat  (monosaturated  fatty  acid)  merupakan asam lemak esensial, artinya zat yang dibutuhkan tubuh namun tubuh  tidak dapat membuat atau membentuk asam lemak tersebut. Menurut Peddyawati
(2008), asam oleat memiliki beberapa fungsi yaitu : 
•  Sebagai sumber energi.
•  Merupakan zat antioksidan yang berfungsi untuk menghambat kanker.
•  Menurunkan kadar kolesterol.
•  Sebagai media pelarut vitamin A, D, E, K.
• Setelah  asam  oleat  memasuki  tubuh,  asam  oleat  akan  mengalami  proses
metabolisme dan diubah menjadi asam lemak tidak jenuh berantai panjang
yang  lazim  disebut  PUFA  (Poly  Unsaturated  Fatty  Acid).  PUFA
merupakan  komponen  dari  dinding  sel  tubuh,  terutama  sel  saraf  dan  sel
retina mata.
            Menurut Lowson (1994), asam lemak tak jenuh tunggal  akan menurunkan  serum  total  kolesterol  dan  menurunkan  LDL  (Low  Density  Lipoprotein)  tanpa  menurunkan  HDL  (High  Density  Lipoprotein).  Baik  PUFA  maupun  MUFA  keduaanya mampu menurunkan kadar LDL dalam tubuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar